CERDASI.ID, JAMBI – Janji pengembangan kawasan ekonomi Sengeti – Tungkal – Sabak (Sentusa) memasuki tahap lanjutan pada 2024. Pada tahun ini Pemprov Jambi akan meyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Ekonomi Sentusa.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jambi Al Haris. “Penyusunan masterplan ini nantinya menjadi arahan spesifik dalam melaksanakan pembangunan guna mendorong Kawasan tersebut menjadi trigger (pemicu) ekonomi,” kata Haris kepada Jambi Ekspres belum lama ini.
Selain itu diakui gubernur penyusunan rencana induk itu bertujuan untuk menjadikan kawasan sebagai penyangga ibu kota Provinsi yakni Kota Jambi. “Gunanya masterplan ini untuk membentuk secondary city khususnya pada pusat kegiatan perkotaan di Provinsi Jambi,” terang Haris.
Diterangkan, Haris kajian terhadap Sentusa telah dilakukan sejak tahun 2022 lalu. “Tahapan proses telah dilakukan sejak tahun 2022 dengan kajian potensi unggulan di 3 simpul perkotaan Sengeti–Tungkal–Sabak,” terangnya.
Dikatakan Haris, kegiatan ini menjadi prioritas lantaran menghubungkan Sentusa sebagai hinterland Perkotaan Jambi yang telah ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional dalam RTRW Provinsi Jambi.
“Kota Sengeti ke depan terus dipersiapkan sebagai secondary city (Kota lapis kedua) yang nantinya memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi daerah. Dengan Sentusa, akan dipersiapkan outlet-outlet produksi dan distribusi yang nantinya sekaligus mengarahkan kedepan diarahkan pembangunan bandara baru, peningkatan akses ekonomi yang terkoneksi dengan outlet pelabuhan dipesisir timur Provinsi Jambi. Jika ini tereralisasi tentunya meningkatkan minat investor untuk menanamkan investasi yang berdampak pada peningkatan daya saing,” sampainya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi Agus Sunaryo mengatakan Sentusa merupakan program jangka panjang. Agus juga belum merincikan anggaran masterplan untuk tahun ini.
“Berakhirnya bukan di 2024 ya, karena ini masuk dalam Program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi hingga 2026. Itu yang akan dikejar, sedangkan pada 2024 ini kita akan menganggarkan untuk persiapan Perencanaan lebih lanjut,” ucap Agus Kepada Jambi Ekspres belum lama ini.
Menurut Agus, dalam program kerja unggulan Jambi Mantap Pemprov memang kita hanya menyiapkan perencanaan di tahap awal. “Setelah perencanaan itu ada, ya mungkin itu bertahap. Sampai berkembang. Karena kawasan itu kan tidak bisa selesai begitu saja. Sebenarnya kan menginginkan ada semacam koridor-koridor
untuk meningkatkan atau memberdayakan potensi yang ada di wilayah itu sehingga menjadi wilayah pertumbuhan-pertumbuhan ekonomis baru Itu tujuannya sebenarnya,” katanya.
” Ya, otomatis akan memberdayakan, memaksimalkan, mengoptimalkan potensi yang ada. Seperti di Muara Jambi, Sengeti itu kelapa sawit, bagaimana di situ nanti tercipta uonektivitas untuk meningkatkan pertumbuhan dari tiga Kabupaten ni. Makanya harapannya untuk pengolahan industri segala macam nanti di Muara Jambi,” terangnya.
Begitu juga nanti pengembangan berikutnya untuk komunitasnya akan juga dilanjutkan di Tanjab Timur atau Tanjab Barat juga. Sesuai dengan potensi sana kelapa dan kelapa sawit ada industri juga yang mau dibangun di sana. “Nanti ekspornya itu melalui tanjab. Harapannya kan begitu. Luar biasa. Pengumpulan, distribusi, pengolahan, baru keluarannya,” terang Agusm
Secara umum, Agus mengakui dari Bappeda belum bisa mengukur capaian kajian Sentusa sejauh ini. Lantaran belum diukur secara kuantitatif.
Berbeda dengan penelitian di Balitbangda pada semester awal tahun 2023. Agus menyebut penelitian itu bisa diukur lantaran hanya sampel komunitas unggulan. Dan sifatnya belum lengkap.
“Disitu hanya menyasar pada komunitas keunggulan. Jadi tidak ada perencanaan nanti industri-nya di mana, industri apa yang cocok, kemudian kawasannya mana saja untuk mengkonektifitas antar daerah itu seperti apa juga belum ada, ini yang belum lengkap,” katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi sudah mulai melakukan kajian potensi pusat perekonomian baru Sengeti – Tungkal -Sabak (Sentusa) pada Semester 1 tahun 2023. Hanya saja kajian belum rampung lantaran terdampak anggaran Pemprov yang di refocusing akibat defisit.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi Sri Argunaini mengatakan, kajian baru dilakukan pihaknya sebanyak 50 persen. “Kajian sentusa sudah dibuat tetapi baru kajian sektor pertanian,” katanya kepada Cerdasi.id.
Ia menyebut, Kabupaten Muaro Jambi, Tanjab Barat dan Tanjab Timur yang termasuk program sentusa ini dominan pertanian. Yang artinya jika sudah dilakukan pengkajian sektor ini maka sudah selesai setengahnya.
Hasil pengkajian sektor pertanian, menurutnya sesuai komoditi pertanian di daerah itu. Seperti Tanjabbar seperti kelapa dalam dan pinang yang harus dikembangkan. Lalu untuk perikanan budidaya dan ikan tangkap dan hasil laut lainnya hasil kajian Tanjabbar dan Tanjabtim yang hampir sama.
Kajian yang belum dibuat, kata Dia seperti sektor pariwisata, potensi barang dan jasa serta lainnya. (and)
Discussion about this post