CERDASI.ID, JAMBI – Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Ir.Agusrizal, MM mengungkapkan Jambi kesulitan dalam pembentukan kelembagaan petani, dikarenakan sifat pekebun yang sukanya sendiri-sendiri.
Padahal, dengan kelembagaan maka tawar menawar harga bisa lebih tinggi.
“Jika telah terkoordinir, sehingga kita harapkan ada kemitraan langsung antara kelompok yang bisa naik jadi koperasi bisa naik lagi sehingga bisa ekonomi lebih kuat lagi bisa menentukan harga,” sebutnya saat membuka Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani Angkatan III dan IV oleh BPDPKS pada 24 Juni 2024 lalu.
Dikatakan Agus, dengan adanya kelembagaan petani bisa langsung kontrak dengan pabrik terdekat dan harga yang ditetapkan Provinsi.
Diungkapkannya, adapun jumlah petani kelapa sawit 260 ribuan, dan jumlah yang sudah dilatih kelembagaan baru 200-an.
“Jadi ini perlu keberlanjutan mudah-mudahan BPDPKS membuka lebih luas pelatihan ini lagi, kita harapkan setelah penguatan kelembagaan dan kedepan pengembangan kelembagaan. ini tingkat dasar, bisa juga pengembangan ekonomi,” harapnya.
Ditambahkan Agus, dengan pelatihan kemitraan ini petani bisa mandiei dan tidak bekerja sendiri sendiri, dan hal yang harus kita perbaiki.
“Nanti diharapkan detil perhatian, pentingnya kelembagaan petani, harus ada kontrak tetap dengan pabrik terdekat,” pesannya.
Apalagi tahun mendatang akan ada tantangan yang lebih bagi kualitas sawit para petani, dan hal itu bisa diatasi dengan kekompakan petani dalam kemitraan.
“Tahun depan 2025 diberlakukan peraturan uni eropa, sawit akan dibeli berdasarkan asal usul, sertifikat sporadik, dari barcode itu nantinya bisa ditelusuri lewat internet,” jelas Agus. (cer)
Discussion about this post