CERDASI.ID,JAMBI – Meski sepi Penumpang, Dinas Perhubungan Provinsi (Dishub) Jambi mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah armada Bus Trans Siginjai di Jambi.
Tidak tangung-tangung Dishub Provinsi Jambi mengusulkan bantuan armada Bus trans Siginjai mencapai 30 Unit.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Donas Perhubungan John Eka Powa melalui Kepala UPTD Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Husni. Dia mengatakan Dirjen Perhubungan Darat memberikan informasi bahwa ada bus yang dipakai untuk PON Papua bisa dialokasikan untuk provinsi lainnya.
“Tapi harus diinventarisasi dulu mana bus yang bisa dialokasikan ke provinsi lain termasuk Jambi. Kami akan berkoordinasi kembali terkait permintaan Pemprov Jambi,” jelasnya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan ke Pemerintah Pusat menanyakan perihal tersebut. “Mudah-mudahan bisa menambah dari armada yang ada,” tambahnya.
Untuk saat ini, ada sebanyak 10 Armada yang ada di Jambi dibagi ke 3 koridor yang berbeda. Pertama koridor Jambi – Pijoan, Bajubang – Tempino dan Jambi – Sengeti serta ada rute khusus Bandara – Candi Muarojambi.
“Ada beberapa kendala teknis karena memang bus ini sudah berjalan beberapa tahun lalu dan butuh perawatan,” sebutnya.
Terkait masih sepinya penumpang Transiginjay, Kepala UPTD Sarana dan Prasaran (Sarpras) Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Husni Mubarak mengakui banyak pertanyaan yang dipertanyakan warga bahwa bus Trans Siginjai itu sering tidak ada penumpang.
“Jadi harus dipahami, bus Trans Siginjai ini melayani dimana armada transportasi umum lainnya tidak dimasuki. Misalnya Jambi-Sengeti itu kan angkutan umumnya tidak ada, jadi ini menjadi angkutan penyangga,” katanya.
Bus Trans Siginjai kata Husni, tidak melayani rute umum pada umumnya. Bus ini hadir untuk angkutan penyangga atau antara.
Misalnya dikatakan Husni Jambi-Pijoan, Jambi-Sengeti dan Bajubang-Tempino.
“Kan di sana tidak ada angkutan umum disitu lah hadirnya bus Trans Siginjai dengan dana operasional disubsidi dari Pemprov Jambi,” katanya.
Bus Trans Siginjai ada atau tidaknya penumpang tetap beroperasi karena mereka ini beroperasi berdasarkan rate. Capaian rate itulah yang diakumulasi.
“Kita baru mengusulkan kenaikan tarif ke Gubernur Jambi karena adanya kenaikan BBM. Untuk tarif lama Rp5.000, setelah penyesuaian kemungkinan jadi Rp 8.000,” pungkasnya. (cer)
Discussion about this post