CERDASI.ID, JAMBI – Masyarakat Tanjungjabung Timur (Tanjabtim) dibuat terheran-heran dengan kinerja pemimpinnya. Padahal Bupati Romi Hariyanto (RH) sudah memimpin daerah itu selama 10 tahun alias 2 periode.
Tetapi rakyat masih merasa susah dari segi ekonomi. Padahal hasil bumi banyak berlimpah di Provinsi Jambi bagian Timur ini.
Fakta itu diungkapkan Nawan, salah satu warg Jambi. Menurutnya, selama 2 periode kepemimpinan RH tak ada perubahan signifikan.
“Selama 10 tahun ini masyarakat masih mengeluh saja, masih susah. Dari petani sampai yang punya motor, mobil ada aja keluhannya entah itu kendaraannya nyangkut atau terbalik di jalan yang buruk itu,” ucapnya kepada media ini, Sabtu (14/9).
Ia menyayangkan pembiaran yang dilakukan Bupati RH itu. Padahal, jelas-jelas jalan Kecamatan Kuala Jambi itu adalah kewenangan Pemkab Tanjabtim.
“Kami bahkan melihat dijalan ini ada proyek jalan cor tapi tidak selesai sampai sekarang,” ungkapnya.
Tentu menurutnya, ini menjadi ironi di Tanjabtim khususnya di Kuala Jambi. Padahal hasil bumi seperti kelapa dan kopra berlimpah di tempat ini. Tetapi Pemkab tak mampu mengembalikan pajak rakyat hanya untuk membangun jalan.
“Ia aneh juga, sibuk mau promosi jadi Cagub tapi di daerah tak beres, bahkan ada juga yang lebih parah jalan berlumpur seperti di Sadu sana,” akunya.
Senada dengan Nawan, salah satu masyarakat yang tak ingin dicantumkan namanya menyebut, di Tanjabtim sangat lambat pergerakan mengundang investasi masuk. Terbukti dengan tak banyaknya pembangunan unit usaha baru pusat di kabupaten yang memiliki kelebihan akses laut ini.
“Jangankan mau bangun gedung representatif (layak) jalan saja masih hancur lebur. Pembangunan nihil padahal hasil bumi banyak. Aneh juga melihat misi Merakyatnya pemimpin kami ini, nampaknya 4 misi yang intinya menyejahterakan rakyat dan Investasi daerah tak tercapai,” sebutnya.
Terpisah, Pakar Ekonomi Provinsi Jambi Prof Haryadi menjelaskan hasil bumi di Tanjabtim melimpah apalagi jika pandai mengembangkan sektor perikanan karena dekat laut. Untuk kendala mengangkut hasil pertanian dan perkebunan kendala yang dihadapi adalah buruknya transportasi, karena di sana infrastruktur berbiaya tinggi karena lahan rawa dan gambut.
Akibat medan transportasi yang kurang bagus antar daerah Tanjabtim menyebabkan biaya transportasi tinggi pertanian dan perkebunan mahal. Ia tak memungkiri kecakapan Kepala Daerah masih kurang untuk mengatasi permasalahan ini.
“Mestinya peran Pemda sangat penting, jika ada kesulitan disana harusnya ada peran pemerintah. Pemerintah itu sebagai fasilitator untuk memfasilitasi agar sarana transportasi bisa bagus. Juga langkah lainnya fasilitasi harga panen bagus sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera,” ucap Akademisi Unja jebolan S3 Institut Pertanian Bogor ini.
Ia mengakui Tanjabtim pada satu sisi butuh anggaran ekstra. Namun sisi lainnya pemimpinnya harus pandai. Ia berharap kedepan Kepala Daerah bisa memajukan Tanjabtim yang potensial dijadikan pelabuhan internasional ini.
“Karena kalau hanya andalkan APBD saja tak cukup, artinya harus pandai pancing dana pusat dan mengundang investor. Apalagi di sana ada perusahaan besar bisa bekerjasama membangun Tanjabtim lewat CSR,” jelasnya lagi.(*)
Discussion about this post